DownloadSoal Pretest Seni Budaya PPG. đź’—Petunjuk: Bacalah Soal dibawah ini dan Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar sebelum Melihat Kunci Jawaban Paling bawah. 1. Salah satu prosedur membuat naskah yang merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir adalah. A. merancang plot. B. menentukan tema.
Teater atau drama masih menjadi salah satu sarana hiburan untuk masyarakat Indonesia. Walaupun dengan banyaknya media hiburan massa yang berkembang saat ini, teater tetap eksis di gedung-gedung tentang teater, tentunya tidak bisa terlepas dari dua jenis teater, yaitu teater tradisional dan teater modern. Teater tradisional dapat dikatakan sebagai teater daerah atau teater rakyat karena disesuaikan dengan adat istiadat tempat tersebut. Sedangkan teater modern ialah pertunjukan teater yang mengadaptasi unsur-unsur Isi1 Pengertian Teater Modern2 Ciri-ciri Teater Modern Panggung Gedung Terdapat Alur Penonton3 Unsur-Unsur Teater Naskah/ Tokoh dan Penataan4 Contoh Teater Modern Bengkel Teater Teater Teater Teater KomaPengertian Teater ModernSumber foto epistemologis, teater berasal dari bahasa Yunani, theatreon bahasa Inggris, Seeing Place yang artinya adalah tempat atau gedung pertunjukan. Sehingga, pengertian teater secara luas adalah segala hal yang dipertunjukan di depan orang modern dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk pertunjukan yang dipengaruhi oleh teater barat. Baik dalam bentuk penampilannya maupun manajemennya. Sangat berbeda dari teater tradisional, teater modern tidak terpaku terhadap adat istiadat Teater Modern IndonesiaSumber teatern modern Indonesia mengarah ke teater yang berasal dari barat, diantaranya sebagai berikutPanggung TertataTeater modern berbeda dengan teater tradisional yang menggunakan panggung sederhana. Karena teater modern justru biasanya dilaksanakan di panggung yang lebih tertata dan lebih rapi. Perlengkapan artisitik dan propertinya juga lebih TertutupJika kamu melihat teater tradisional ditampilkan di tempat terbuka, maka teater modern biasanya berada di gedung pertunjukan yang tertutup. Hal ini dikarenakan mengikuti kebiasaan teater-teater barat yang menggunakan gedung sebagai tempat Alur CeritaTeater modern memiliki alur cerita yang jelas. Karena harus sesuai dengan naskah dan arahan sutradara. Hal ini sangat berbeda dengan teater tradisional yang hanya mengandalkan improvisasi dan tidak ada teater modern, antara pemain dan penonton tidak terlalu banyak interaksi pada saat pementasan berlangsung. Berbeda dengan teater tradisional yang biasanya banyak interaksi antara pemain dan itu, penonton yang melihat pertunjukan teater modern lebih banyak dibandingkan dengan yang menonton teater tradisional. Hal ini dikarenakan karena tempat lebih Teater ModernSumber adalah hal-hal yang membangun atau bagian-bagian dari sebuah teater. Unsur-unsur teater modern ialah sebagai yang ada pada teater modern ialah adanya naskah. Skenario ditulis pada naskah yang sudah memiliki alur yang jelas. Baik itu nama aktor, latar, dialog, dan adegan. Dengan begitu, para aktor tinggal mempraktikan sesuai dengan dan PenokohanTokoh pada teater modern lebih beragam sesuai dengan tema yang dimainkan oleh pementasan teater tersebut. Distribusi tokohnya pun lebih jelas. Misalnya ada tokoh utama, tokoh pembantu, dan tokoh tambahan. Penokohan atau watak yang diperankan oleh masing-masing tokoh pun sangat dari teater modern selanjutnya ialah sutradara. Sutradara ialah seorang yang memiliki kewenangan untuk mengatur pementasan. Dengan begitu, pementasan menjadi lebih terarah dan rapi. Kesuksesan teater bisa dibilang dengan kesuksesan sutradara, teater tradisional sangat sederhana dan tidak memerhatikan properti, maka teater modern sangat memerhatikan properti. Hal ini dikarenakan properti yang sesuai dan niat’ bisa menambah kualitas yang harus ada pada teater modern ialah penataan. Penataan yang ada pada teater modern ialah sebagai berikutTata Rias adalah adalah penataan riasan kepada pemain. Tata rias teater tidak seperti riasan biasa, lho. Seorang penata rias harus bisa mengubah pemain menjadi sangat mirip dengan karakter yang Busana adalah penataan kostum untuk menunjang pemain dalam memerankan karakternya. Jika busana yang digunakan tidak sesuai, maka itu cukup berpengaruh terhadap kualitas pementasan Suara adalah penataan suara yang biasanya berfungsi untuk mendukung suasana saat pementasan berlangsung. Alat musik yang digunakan juga sudah modern, seperti gitar listrik, keyboard, Lampu adalah pencahayaan panggung sehingga mendukung suasana Teater Modern IndonesiaSumberfoto Teater RendraTidak dapat dipungkiri bahwa Rendra telah membawa nuansa baru terhadap dunia teater di Indonesia. Sastrawan tersebut pernah mempelajari seni pertunjukan drama dan tari di Amerika. Maka dari itu, ia mendirikan Bengkel Teater Rendra pada tahun 1967 di Teater sering menampilkan tema permasalahan sosial dan politik. Dengan begitu komunitas teater ini semakin dikenal oleh masyarakat. Namun, pada tahun 1977 Pemerintah Orde Baru mempersulit kegiatan Bengkel juga Sejarah Perkembangan Drama DuniaWalau pun sempat padam, Bengkel Teater Rendra kembali hadir pada tahun 1980 di Depok. Bengkel Teater Rendra berkiblat pada Brecht melalui Panembahan Reso. Dengan suksesnya Bengkel Teater Rendra saat itu, Penambahan Reso pernah dipentaskan di Eropa dan Istora Senayan. Gaya teater Rendra mengarah ke realis dan juga saja memasuki tahun 90an, Bengkel Teater Rendra sempat padam kembali karena permasalahan politik dan ekonomi. Saat ini, Komplek Bengkel Teater Rendra masih bisa dikunjungi di daerah Cipayung, hariannya ialah Ken Zuraida, istri Rendra. Para anggota teater tetap berlatih, meneruskan apa yang sudah dirintis oleh Rendra. Maka dari itu, Bengkel Teater Rendra mementaskan kembali drama Penambahan Reso pada tahun 2019 di KecilSumber foto kecil ialah kelompok teater yang dipimpin oleh Arifin C. Noer pada tahun 1968. Gaya atau aliran teater ini ialah eksperimental. Karenanya teater ini sangat minim kata dan hanya mengandalkan gerak dan ekspresi. Karena menurut Arifin C. Noer sendiri, teater adalah sarana propoganda ideologi tanpa kata namun tetap Kecil seringkali menampilkan pementasan yang bertemakan sosial, permasalahan, penderitaan, dan harapan masyarakat. Teater ini juga menambahkan unsur tradisi cirebonan, wayang, lenong, stambul dan kesenian rakyat lainnya. Hal ini bertujuan agar teater modern tetap ada dalam kultur Teater Kecil, nama Arifin C. Noer dapat dikenal masyarakat secara luas. Karena ia melahirkan karya-karya yang sangat berkualitas. Seperti naskah Kapai-kapai, Sumur Tanpa Dasar, Tengul, Orkes Madun Madekur dan Tarkeni, Sandek, Umang-umang, dan Dalam Bayangan Tuhan. Sampai saat ini naskah-naskah tersebut masih dipentaskan oleh kelompok teater MandiriSumber foto Mandiri dibangun oleh sastrawan Indonesia yaitu Putu Wijaya pada tahun 1971. Sastrawan yang pernah meraih penghargaan kesenian dari Presiden Jokowi ini membawa gaya teater tersendiri dibandingkan teater yang sudah ada. Karena dalam pementasannya ia selalu menambahkan konsep Bali yaitu desa-kala-patra ruang-waktu-keadaan.Naskah-naskah yang ditulis Putu Wijaya untuk pementasan Teater Mandiri memiliki kekhasan. Yaitu judulnya hanya memiliki satu suku kata seperti Wah, Lho, Dor, dan sebagainya. Baginya, itulah sebuah keunikan yang dapat membedakan teaternya dengan teater tokoh-tokoh dalam naskah tersebut tidak bernama. Teater Mandiri penuh kejutan dengan berbagai alur cerita yang tidak masuk akal, humornya mengarah ke anekdot, gerak aktor yang akrobatik, dan sebagainya. Adegan-adegan yang dipentaskan penuh warna dan gerak, dengan musik yang dinamis sekaligus KomaSumber foto Koma didirikan oleh Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno pada tanggal 1 Maret 1977 di Jakarta. Teater Koma mengaku terinsipirasi dari Teater Kecil milik Arifin C. Noer. Maka dari itu, naskah-naskah yang dipentaskan pun bertema permasalahan-permasalahan masyarakat, sosial, dan terinspirasi dari Teater Kecil, Teater Koma sendiri tidak menentukan satu gaya dalam pementasannya. Karena dari itu teater ini masih terus mencari wujud agar menjadi melalui teater-teater terdahulu. Mayoritas pementasan Teater Koma selalu menambahkan unsur lenong, wayang, ketoprak, dan teater rakyat lainnya yang menonjol pada Teater Koma adalah menggunakan pola dramaturgi klasik yang dipadukan dengan tari dan nyanyi. Sampai saat ini, Teater Koma masih eksis di teater tanah air. Pementasan yang fenomenal dari teater Koma adalah Opera Sabun, Sampah-sampah Kota, dan teater yang telah disebutkan di atas, masih ada komunitas teater lainnya yang masih berkembang di Indonesia. Semuanya memiliki ciri khas tertentu. Tetapi, dapat dikatakan bahwa kiblat teater modern Indonesia bermula pada Bengkel Teater juga Menenal Teater Tradisional IndonesiaBegitulah ulasan tentang teater modern Indonesia. Dengan mempelajari tentang teater atau menonton pertunjukan teater, kamu sudah mengapresiasi karya seniman-seniman di Jackob. Lintasan Sastra Indonesia Modern 1. 1982. Jakarta Citra Aditya Bakti. Adapunbeberapa contoh pelapukan fisika ini antara lain adalah sebagai berikut: Melapuknya batuan di daerah gurun akibat adanya perubahan cuaca harian secara ekstrim. Suhu udara tinggi pada siang hari akan membuat batuan memuai, kemudian pada malam hari suhu udara akan turun dan membuat batuan menjadi mengkerut. Teater modern bisa juga dikatakan teater mancanegara. Karena memang lahirnya teater modern berasal dari luar negeri. Teater modern cenderung ke arah teater mancanegara. Konsep dan lain sebaginya tentunya menggunakan konsep barat. Walaupun mancanegara namun kiblatnya tetap konsep barat. Bukan timur tengah atau yang lainnya. Yang dinamkan ciri-ciri tentunya berhubungan dengan karakter, teknik, hukum yang dipakai, ceritanya, tema yang diangkat, bahasa, bahkan sampai pada isi ceritanya semuanya diarahkan pada teater dengan konsep barat. Tidak bisa dipungkiri memang, semuanya harus disetting seperti itu. Ciri-ciri Teater Modern sebagai berikut Teater modern bertolak dari hasil karya sastra. Secara teknik, teater modern bersumber dari konsep teater barat. Teater modern diikat oleh teknik dari hukum dramatologi. Pertunjukan dilakukan ditempat khusus yaitu bangunan yang memisahkan antara panggung pemain dan penonton. Unsur cerita modern berkaitan dengan peristiwa sezaman. Ungkapan bentuk teater sudah menggunakan idiom-idiom modern adanya intermezzo, Sutradara, Lagu-lagu, Ditambah dengan peralatan modern seperti piano dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan untuk dialog menggunakan bahasa Melayu pasar, atau berbahasa indonesia. Ada pegangan cerita tertulis berupa naskah Teater Maka dari ciri-ciri tersebut akan kami uraikan satu-persatu untuk menerangkan masing masing item yang sudah kami sebutkan diatas agar memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai ciri-ciri tersebut. Keterangan mengenai ciri-ciri teater Modern. Teater modern ini memang berawal dari karya sastra dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Namun demikian masih halal apabila melakukan improvisasi kalimat dengan tidak menggunakan susunan-susunan yang baku. Namun untuk maksud dan tujuan kalimat tersebut tetap tersampaikan dan bisa difahami penonton. Karya sastra adalah panduan utamanya dan tetap mengikuti perkembangan bahasa yang telah ada. Secara teknis, baik teknik pelaksanaan maupun teknik perencanaannya selalu berkiblat pada konsep barat. Membentuk sebuah cerita dengan konsep barat akan membutuhkan properti yang tetntunya bervariasi, Asesories yang dipakai tetntunya akan berkaitan dengan konsep barat. Teater memang memiliki makna yang sama terhadap interaksi sosial. Teater akan selalu berkutat pada masalah masalah sosial dalam kehidupan manusia. Setiap cerita yang dilakonkan akan sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hukum tersebut telah menjadi adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Konflik sosial, masalah sosial, solusi permasalahan akan mewarnai isi cerita teater. Dengan demikian pertunjukan akan lebih difahami dan dimengerti. Hanya saja agar menarik harus butuh kreatifitas yang sangat tinggi untuk memodifikasi. Pertunjukan yang dilaksanakan dipanggung yang dimodifikasi sedemikian rupa, dipisahkan antara penonton dan pemain. Kesan yang ditampilkan memang terpisah namun tujuan utama dalah fokus pemain jelas terlihat. Penonton yang menyaksikan dengan jarak tertentu akan menyaksikan sebuah frame khusus dalam pertunjukan. Panggung memiliki frame atau bingkai yang jelas dan visualnya terlihat seperti televisi. Kesan home teater juga tercipta dengan konsep ini. Namun pemisahan penonton dengan panggung pemain bukan syarat mutlak dalam teater modern. Selama konsepnya modern, panggung tidak begitu berpengaruh besar. Isi cerita dalam sebuah naskah teater selalu berkaitan dengan peristiwa sezaman. Artinya cerita terkini menjadi materi utama dalam membuat naskah. Adapun cerita bisa berupa mitos, atau legenda masa lalu atau bahkan hanya cerita fiktif, namun settingnya, percakapanya, alur permasalahannya adalah cerita yang baru update yang tertuang dalam naskah. Memang peristiwa-peristiwa masa lalu kalau kita teliti lebih jauh, hampir sama dengan peristiwa-peristiwa saat ini. Karena pada intinya adalah cerita yang berulang. Ada semacam reinkarnasi peristiwa. Reinkarnasi tokoh lengkap dengan permasalahnya. Sehingga bagaimanapun juga sejarah akan mempermudah seseorang mebuat konsep cerita serta penokohannya. Pemilihan peran berkarakter Protagonis, antagonis juga lebih mudah didapat. Pertunjukan lebih menarik jika memang adanya intermezzo, pengkolaborasian antara cerita yang dinamis. Cerita tidak flat pada kondisi sedih saja, namun fariasi peristiwa akan menciptakan dinamisasi peristiwa. Penambahan lagu-lagu akan lebih mengantarkan cerita pada titik penghayatan yang sempurna. Musik menjadi media untuk mengantarkan penonton lebih cepat masuk dalam sebuah perasaan. Ketika berlakon sedih maka musik pengiring akan didesain sesuai situasi yang diciptakan. Karakter musik jika bertolak belakang dengan isi cerita maka gagal mengarahkan penonton pada target yang diinginkan. Peralatan yang paling mudah didapat saat ini adalah piano. Bahkan saat ini sudah beralih pada keyboard. Mengapa demikian, sebab keyboard memiliki fiitur-fitur yang dibutuhkan dalam sebuah drama. Piano menyediakan efek-efek suara yang bervariasi. Suara benda-benda, suara hewan, suara riuh manusia, suara alat-alat perkusi yang lain semua tercover dalam satu keyboard. Maka sudah pasti keyboard menjadi pilihan utama untuk mengiringi teater modern. Bahasa tentu masih menjadi perdebatan, sebab bahasa biasanya menyesuaikan pada bahasa penonton. Dalam teater modern bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau melayu. Namun jika dalam masyarakat tertentu yang kurang memahami bahasa melayu atau bahasa indonesia maka lebih baik menggunakan baha daerah masing-masing. Konsepnya tetap modern. Lakon teater akan lebih mudah dimengerti oleh para pemain, maka yang dibutuhkan adalah naskah sebagai pegangan cerita. Manusia sangat mungkin lupa bahkan melakukan kesalahan. Bukan masalah daya ingat, tapi kondisi diatas panggung akan mempengaruhi konsentrasi berakting. Jika seseorang tanpa memiliki naskah, maka yang terjadi adalah improvisasi ngawur yang berujung pada alur cerita yang kocar-kacir. Penonton akan bingung, sehingga terkesan abal-abal tanpa adanya naskah. Kalau memang pemain sudah terbiasa berimprovisasi maka paling tidak ada konsep yang bakalan dilakonkan. Biar tertata. Cabang- Cabang Seni Tradisional. Berikut ini terdapat beberapa cabang seni tradisional, antara lain: 1. Seni rupa. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk seni dengan media yang dapat digenggam oleh mata dan dirasakan dengan sentuhan. Seni diekspresikan melalui bahan media, warna (warna), garis dan bentuk. Contoh Teater Tradisional Di Indonesia Indonesia dikenal sebagai senaga yang kaya akan keberagaman budayanya. Karena itu, di seluruh daerah di Indonesia memiliki seni teater tradisionalnya sendiri. Mungkin contoh teater tradisional yang sering kita dengar adalah Wayang, Ketoprak, dan Lenong saja. Namun, ternyata ada banyak sekali pertunjukan teater tradisional lainnya, seperti Randai, Ludruk, dan Mamanda. Sebelum membahas lebih lanjut apa saja contoh teater tradisional yang ada di Indonesia. Ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan teater. Kata teater berasal dari bahasa Yunani Teatron yang artinya tempat untuk menonton. Selain itu, teater juga diartikan sebagai pertunjukan drama. Jenis teater tradisional dibagi menjadi dua, yaitu teater tradisional dan teater modern. Contoh teater modern yang sering kita dengar yaitu Drama, Sinetron, Film, dan Pantonim. Dan pada kesempatan kali ini akan membahas apa saja contoh teater tradisional di Indonesia. 1. Wayang Wong dari Jawa Wayang Wong Wayang wong atau juga disebut wayang orang adalah seni teater tradisional berkembang pesat di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan juga Yogyakarta. Cerita wayang wong diadaptasi dari kisah pewayangan mempunyai alur cerita tertentu, dan alur cerita yang tersaji bersifat tetap. Baca Juga 5 Makanan Khas Indonesia Yang Harganya Sangat Mahal Di Selandia Baru Setiap pemain wayang wong mengenakan busana dan aksesoris yang menyerupai wayang. Contoh kisah yang biasanya dimainkan dalam pertunjukan wayang orang adalah kisah Ramayana, Antasena, dan Gatotkaca. BerikutIni Prinsip Penataan Rias Untuk Para Penari Kecuali. Apr 17, 2021. Page 85 - SENI BUDAYA KLS 9 - BUKU GURU. Contoh Soal dan Jawaban Seni Budaya Kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013 Pilihan Ganda Part-10. MODUL IiI SENI BUDAYA KB 1: UNSUR, JENIS DAN TEKNIK TARI Fungsi Iringan Tari Modern Halaman all - Teater Tradisional dan Modern – Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Perbedaan & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Teater Tradisional dan Modern yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, ciri, unsur, jenis, perbedaan dan contoh, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini. Untuk di Indonesia sendiri teater adalah salah satu bentuk kebudayaan yang dimana disajikan oleh sekelompok orang di hadapan khalayak ramai. Bila dimaknai dalam arti luas, teater ialah sebuah drama atau kisah kehidupan manusia yang kemudian di pentaskan di atas panggung, ditujukan untuk menjadi hiburan bagi banyak orang dengan didasarkan pada naskah tertulis dan di dukung oleh nyanyian, tarian dan sebagainya. Jenis teater sendiri dapat di bagi menjadi dua bagian dan keduanya saling mengikat serta memberi pengaruh satu sama lain. Kedua jenis teater tersebut dikenal dengan sebutan teater tradisional dan teater non tradisional “teater modern”. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Prolog Pengertian, Fungsi, Jenis, Cara Membuat Dan Contohnya Pengertian Teater Tradisional Dalam hal teater tradisional atau juga dikenal dengan istilah “teater daerah” merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para pesertanya berasal dari daerah setempat dengan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam teater tradisional, segala sesuatunya disesuaikan dengan kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial masyarakat, serta struktur geografis masing-masing daerah. Teater tradisional memiliki ciri-ciri yang spesifik kedaerahan dan menggambarkan kebudayaan lingkungannya. Teater tradisional tiap-tiap daerah memiliki keunikan yang berbeda-beda. Namun, secara umum teater tradisional memiliki ciri-ciri yang bersifat sama kecuali teater transisi, yaitu Tidak ada Naskah Teater tradisional biasanya tidak menggunakan naskah. Para pelaku hanya diberi garis besar ceritanya Wos. Mereka berbicara secara spontan mengikuti pembicaraan pelaku lain. Oleh karena itu, pelaku dituntut bisa berimprovisasi. Jika tidak bisa, jalannya pertunjukan akan tersendat-sendat. Persiapan Dilakukan Secara Sederhana Pada umumnya teater tradisional tidak memiliki perencanaan yang formal dan tidak ada penjadwalan secara rinci. Persiapan, latihan, dan persiapan dilaksanakan secara sederhana. Misalnya, persiapan dilakukan tanpa menggunakan naskah, pelaku hanya diberi garis besar ceritanya. Sutradara tidak membuat perencanaan latihan secara formal, latihan hanya dilakukan pada saat akan pentas. Pada saat pelaksanaan, persiapan peralatan pun dilakukan secara sederhana. Dekorasi, tata rias, tata busana, tata lampu, dan tata musik dipersiapkan secara sederhana juga. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Seni Teater – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Ciri, Jenis dan Unsur Ceritanya Monoton Cerita teater tradisional biasanya monoton, tidak beragam dan tidak bervariasi seperti bervariasinya kehidupan manusia. Biasanya cerita diambil dari cerita rakyat daerah setempat, seperti dongeng, hikayat, atau cerita kepahlawanan epos daerah setempat. Ini berbeda dengan teater modern yang ceritanya lebih bervariasi. Teater modern bercerita tentang segala aspek kehidupan manusia, seperti keagamaan, ekonomi, kemasyarakatan dan budaya. Menyatu dengan Masyarakat Teater tradisional bersifat fleksibel, artinya pertunjukan itu bisa dilaksanakan dimana saja, teater tradisional tidak memerlukan tempat khusus. Bahkan, bisa menyatu dengan masyarakat. Hal ini disebabkan karena teater tradisonal tidak memerlukan perlengkapan yang kompleks. Jenis Teater Tradisional Berikut ini terdapat beberapa jenis Teater Tradisional, terdiri atas Teater rakyat Sifat teater rakyat sama halnya seperti tradisional, yaitu improvisasi, sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contohnya antara lain Makyong dan Mendu didaerah Riau dan Kalimantan Barat, Randai dan Bakaba di Sumatera Barat, Ketoprak, Srandul, Jemblung di Jawa Tengah dan lain sebagainya. Teater Klasik Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukkan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat penontonnya. Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contohnya wayang kulit, wayang orang dan wayang golek. Ceritanya statis, tetapi memiliki daya tarik berkat kretatifitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupkan lakon. Tetaer Transisi Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Jenis teater seperti komedi istambul, sandiwara dardanela, srimulat dan sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan ludruk atau ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor dan properti lain menggunakan tehnik barat. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Drama – Pengertian, Unsur, Macam, Struktur dan Contohnya Contoh Teater Tradisional Berikut ini terdapat beberapa contoh Teater Tradisional, terdiri atas Wayang Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga. Hazeu mengatakan bahwa wayang dalam bahasa/kata Jawa berarti bayangan. Makyong Makyong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Makyong dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha Thai dan Hindu-Jawa. Nama makyong berasal dari mak hyang, nama lain untuk dewi sri, dewi padi. Makyong adalah teater tradisional yang berasal dari Pulau Bintan, Riau. Makyong berasal dari kesenian istana sekitar abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Makyong dilakukan pada siang hari atau malam hari. Lama pementasan ± tiga jam. Drama Gong Drama Gong adalah sebuah bentuk seni pertunjukan Bali yang masih relatif muda usianya yang diciptakan dengan jalan memadukan unsur- unsur drama modern non tradisional Bali dengan unsur-unsur kesenian tradisional Bali. Dalam banyak hal Drama Gong merupakan pencampuran dari unsur-unsur teater modern Barat dengan teater tradisional Bali. Karena dominasi dan pengaruh kesenian klasik atau tradisional Bali masih begitu kuat, maka semula Drama Gong disebut “drama klasik”. Nama Drama Gong diberikan kepada kesenian ini oleh karena dalam pementasannya setiap gerak pemain serta peralihan suasana dramatik diiringi oleh gamelan Gong Gong Kebyar. Drama Gong diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase Gianyar. Drama Gong mulai berkembang di Bali sekitar tahun 1967 dan puncak kejayaannya adalah tahun1970. Namun semenjak pertengahan tahun 1980 kesenian ini mulai menurun popularitasnya, sekarang ini ada sekitar 6 buah sekaaDrama Gong yang masih aktif. Randai Randai adalah kesenian teater khas masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat yang dimainkan oleh beberapa orang berkelompok atau beregu. Randai dapat diartikan sebagai “bersenang-senang sambil membentuk lingkaran” karena memang pemainnya berdiri dalam sebuah lingkaran besar bergaris tengah yang panjangnya lima sampai delapan meter. Cerita dalam randai, selalu mengangkat cerita rakyat Minangkabau, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Konon kabarnya, randai pertama kali dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Padang Panjang, ketika mereka berhasil menangkaprusa yang keluar dari laut. Kesenian randai sudah dipentaskan di beberapa tempat di Indonesia dan bahkan dunia. Bahkan randai dalam versi bahasa Inggris sudah pernah dipentaskan oleh sekelompok mahasiswa di University of Hawaii, Amerika Serikat. Kesenian randai yang kaya dengan nilai etika dan estetika adat Minangkabau ini, merupakan hasil penggabungan dari beberapa macam seni, seperti drama teater, seni musik, tari dan pencak silat. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Pengertian Tradisi Mamanda Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup. Asal muasal Mamanda adalah kesenian Badamuluk yang dibawa rombongan Abdoel Moeloek dari Malaka tahun 1897. Dulunya di Kalimantan Selatan bernama Komedi Indra Bangsawan. Persinggungan kesenian lokal di Banjar dengan Komedi Indra Bangsawan melahirkan bentuk kesenian baru yang disebut sebagai Ba Abdoel Moeloek atau lebih tenar dengan Badamuluk. Longser Longser merupakan salah satu bentuk teater tradisional masyarakat sunda, Jawa barat. Longser berasal dari akronim kata melong melihat dengan kekaguman dan saredet tergugah yang artinya barang siapa yang melihat pertunjukan longser, maka hatinya akan tergugah. Longser yang penekanannya pada tarian disebut ogel atau doger. Sebelum longser lahir dan berkembang, terdapat bentuk teater tradisional yang disebut lengger. Busana yang dipakai untuk kesenian ini sederhana tapi mencolok dari segi warnanya terutama busana yang dipakai oleh ronggeng. Biasanya seorang ronggeng memakai kebaya dan kain samping batik. Sementara, untuk lelaki memakai baju kampret dengan celana sontog dan ikat kepala. Ketoprak Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer, terutama di daerah Yogyakarta dan daerah Jawa Tengah. • Kata kethoprak’ berasal dari nama alat yaitu Tiprak. Kata Tiprak ini bermula dari prak. Karena bunyi tiprak adalah prak, prak, prak. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat-tingkat bahasa yang digunakan, yaitu – Bahasa Jawa biasa sehari-hari – Bahasa Jawa kromo untuk yang lebih tinggi – Bahasa Jawa kromo inggil yaitu untuk tingkat yang tertinggi Menggunakan bahasa dalam ketoprak, yang diperhatikan bukan saja penggunaan tingkat-tingkat bahasa, tetapi juga kehalusan bahasa. Karena itu muncul yang disebut bahasa ketoprak, bahasa Jawa dengan bahasa yang halus dan spesifik. Ludruk Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari cerita wong cilik, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, dll. Lenong “Lenong” adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat Betawi, Jakarta. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang bernama Lien Ong. Pada zaman dahulu zaman penjajahan, lenong biasa dimainkan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi penentangan terhadap tirani penjajah. Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. kedua jenis lenong ini juga dibedakan dari bahasa yang digunakan; lenong denes umumnya menggunakan bahasa yang halus bahasa Melayu tinggi, sedangkan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari. Ubrug “Ubrug” di Pandeglang dikenal sebagai kesenian tradisional rakyat yang semakin hari semakin dilupakan oleh penggemarnya. Istilah ubrug’ berasal dari bahasa Sunda sagebrugan’ yang berarti campur aduk dalam satu lokasi. • Kesenian ubrug termasuk teater rakyat yang memadukan unsur lakon, musik, tari, dan pencak silat. Semua unsur itu dipentaskan secara komedi. Bahasa yang digunakan dalam pementasan, terkadang penggabungan dari bahasa Sunda, Jawa, dan Melayu Betawi. Alat musik yang biasa dimainkan dalam pemenetasan adalah gendang, kulanter, kempul, gong angkeb, rebab, kenong, kecrek, dan ketuk. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Seni Rupa Kontemporer Unsur-Unsur Teater Tradisional Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur teater tradisional, terdiri atas Tema Tema adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama. Pikiran pokok tersebut di kembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kisah yang seru dan menarik. Tema dapat di persempit menjadi topik kemudian topik tersebut di kembangkan menjadi kisah dalam teater dengan dialpg-dialognya. Sementara itu, judul dapat diambil dari isi ceritanya. Plot Plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan kisah dalam drama. Plot terdiri atas konflik yang berkembang secara bertahap, dari sederhana menjadi kompleks, klimaks, sampai penyelesaian. Tahapan plot yaitu sebagai berikut Eksposisi Perkenalan tokoh melalui adegan-adegan dan dialog yang mengantarkan penonton pada keadaan yang nyata. Konflik Pada tahapan ini mulai ada kejadian atau peristiwa atau insiden yang melibatkan tokoh dalam masalah. Komplikasi Insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan konflik semakin banyak, rumit dan saling terkait tetapi belum tampak pemecahan masalahnya. Klimaks Berbagai konflik telah sampai pada puncaknya atau puncak ketegangan bagi para penonton. Disinilah konflik atau pertikaian antar tokoh semakin memanas. Penyelesaian Tahap ini merupakan akhir penyelesaian konflik. Disini, penentuan ceritanya akan berakhir menyenangkan, mengharukan, tragis, atau menimbulkan sebuah teka-teki bagi para penonton. Penokohan Penokohan dalam teater mencakup beberapa hal di antaranya sebagai berikut Aspek Fsisikologis Aspek ini berkaitan dengan penamaan, pameran dan keadaan fisik tokoh. Keadaan fisik antara lain tinggi, pendek, warna rambut, rambut panjang, gemuk, kurus atau warna kulit. Aspek Sosiologis Aspek ini berkaitan dengan keadaan sosial tokoh, yaitu interaksi atau peran sosial tokoh dengan tokoh lain. Aspek sosiologis Aspek ini berkaitan dengan karakter yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribadian seorang tokoh. Jenis karakter dalam sebuah pementasan teater antara lain protagonis, antagonis, figuran serta tritagonis. Penokohan/karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/kepribadian pelaku utama. Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan berhubungan dengan nama pelaku, jenis kelamin, usia, bentuk fisik, dan kejiwaannya. Perwatakan berhubungan dengan sifat pelaku. Dalam teater penokohan dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang pertama kali mengambil prakarsa dalam cerita. Tokohprotagonis adalah tokoh yang pertama mengalami benturan-benturan atau masalah, memiliki sifatyang baik sehingga penonton biasanya berempati. Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang menentang tokoh protagonis atau tokoh yang menentang cerita. Tokoh antagonis biasanya memiliki sifat jahat. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh penengah serta pendamai dua pihak tokoh protagonis dan tokohantagonis dan penyelesaian ketegangan. Dialog Dialog adalah percakapan antar tokoh yang bersamaan dalam satu gerak atau adegan untuk merangkai jalannya kisah. Dialog harus mendukung karakter tokoh, mengarahkan plot dan mengungkap makna yang tersirat. Bahasa Bahasa merupakan bahan dasar naskah atau skenario dalam wujud kata dan kalimat. Kata dan kalimat harus dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan secara komunikatif dan efektif. Ide dan Pesan Ide dan pesan dalam pertunjukan harus bisa di tuliskan oleh penulis dan di implementasikan di atas panggung oleh pemeran. Ide bisa di dapat dengan cara merekayasa secara logis, sehingga selain dapat menghibur, pementasan teater juga menampilkan pesan moral melalui nilai-nilai pendidikan. Setting Setting atau latar adalah keadaan tempat dan suasana terjadinya suatu adegan di panggung. Setting ini bisa mencakup tata panggung dan tata lampu. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait “Wayang Orang Wayang Wong ”Pengertian & Unsur – Ciri – Tujuan – Fungsi Pengertian Teater Modern Teater non tradisional atau teater modern merupakan jenis teater yang tumbuh dan berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat. Cerita yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra atau peristiwa sehari-hari. Naskahnya terdiri dari peranan central, pembentukan watak dan karakter tokoh, serta alur cerita. Para pemain harus meminimalisir improvisasi dengan maksud agar bangun ceritanya standar, sehingga meskipun dilakukan pementasan berulang-ulang kali, cerita tetap sama. Peran sutradara sangatlah penting dalam teater modern, karena merupakan tokoh central yang memiliki hak tunggal dalam hal menginterpretasikan naskah cerita yang ingin ditampilkan dan dipersembahkan kepada penonton. Beberapa contoh dari teater modern ini antara lain yaitu Drama Teater Sinetron Film Ciri-Ciri Teater Modern Adapun ciri-ciri teater modern yaitu Panggung tertata rapi dengan jenis peralatan yang lebih kompleks dibandingkan dengan teater tradisional. Umumnya pementasan teater modern dilaksanakan di sebuah gedung tertutup. Terdapat pengaturan akan jalur cerita yang dipentaskan. Jumlah peserta lebih banyak dibandingkan teater tradisional. Tidak banyak interkasi yang dilakukan antara penonton dengan pemain. Unsur-Unsur Teater Modern Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur teater modern, terdiri atas Naskah/Skenenario Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang duicapkan. Skenario Skenario merupakan nsakah drama besar atau film, yang isinya lengkap, seperti keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan dari naskah/skenario untuk sutradara agar penyajiannya lebih realistis. Pemain/Pemeran/Tokoh Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron biasa disebutaktris/aktor. Macam-macam peran Peran Utama Peran Utama Yaitu peran yang menjadi pusat perhatian penonton dalam suatu kisah. Peran Pembantu Peran Pembantu Yaitu peran yang tidak menjadi pusat perhatian. Peran Tambahan/Figuran Figuran Yaitu peran yang diciptakan untuk memperkuat gambar suasana. Sutradara Sutradara merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater/drama/film/sinetron. Properti Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan drama atau film. Contohnya kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain-lain. Penataan Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain Tata Rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih meyakinkan. Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian sekolah lain dengan pakaian harian. Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung. Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara. Penonton Penonton adalah undur dalam pementasan drama/teater/sandiwara atau film karena sebagai saksi dari hasil akhir kerabat kerja. Penonton sebagai evaluator yang mengapresiasi dan menilai hasil karya seni yang dipentaskan. Bentuk karya seni akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat karya. Pada setiap pementasan seni pasti ada penonton. Penonton menonton untuk menghibur hatinya dan bagi senimannya bisa sebagaievaluator dari karyanya. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Kritik Seni adalah Perbedaan Teater Tradisional dan Teater Modern Satu perbedaan yang cukup menonjol antara teater tradisional dengan yang modern ialah interaksi dengan penonton. Dalam teater tradisional, penonton dianggap sebagai satu bagian dari pertunjukan sehingga pemain yang berada di panggung banyak melakukan interkasi dengan penonton. Sedangkan dalam teater modern, terdapat batasan yang cukup tegas antara pemain dengan penonton. Disamping itu, tempat pelaksanaan dan aturan tata panggung juga sangat jauh berbeda. Pada teater tradisional, panggung yang disiapkan cukup sederhana, dengan suasana yang lebih santai. Kadang diselipkan pula sedikit humor untuk menghibur para penonton. Sedangkan dalam teater modern tata penggungnya lebih tersusun rapi dengan suasana yang formal dan dipertotonkan di atas panggung dengan ukuran yang lebih besar. Seiring dengan terus berjalannya waktu, muncullah berbagai aliran teater modern yang mana jika diteliti dengan seksama, memiliki ciri-ciri yang mendekat aliran teater tradisional. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, saat pertunjukan teater sedang berada pada masa kejayaannya, teater mencoba untuk melenyapkan gabungan antara penonton dan pemainnya. Para tokoh diberi keleluasaan untuk membuat inprovisasi menarik seperti halnya teater tradisional. Namun untuk memperjelas komunikasi yang disampaikan, dialog verbal diminimalisir penggunaannya dan dialihkan dengan menggunakan bunyi, gerakan tubuh, properti panggung dan lain sebagainya. Ini dijadikan sebagai sarana komunikasi guna menyampaikan isi cerita yang dilakonkan. Demikianlah pembahasan mengenai Teater Tradisional dan Modern – Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Perbedaan & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂 Baca Juga video bokehDilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut ini merupakan contoh penguatan verbal, kecuali "bagian kertas yang ini masih harus diperbaiki". Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Contoh Variasi yang tergolong dalam gerakan badan dan mimik adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.